DREAMERS.ID - Perkembangan teknologi yang semakin canggih, serta cepatnya informasi yang tersebar membuat peradaran hoax atau disinformasi tidak terbendung. Dalam tiga tahun terakhir jumlah penyebaran hoax semakin meningkat di berbagai platform.
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang berkolaborasi dengan cekfakta.com mencatat ada 2.204 hoax di Indonesia, terhitung dari 1 Januari 2016 hingga November 2020. Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho mengatakan, jumlah hoaks terutama terkait kesehatan meningkat pada masa pandemi.
Melansir Kompas, lebih dari sepertiga hoaks yang beredar di Indonesia sepanjang 2020 berkaitan dengan pandemi Covid-19. Selain itu juga terkait isu pilkada serentak 2020, omnibus law UU, dan isu-isu lain.
Septiaji mengatakan, hoaks yang berasal dari platform yang bersifat publik, "Kalau di Indonesia, paling banyak ada di platform Facebook, diikuti platform lain seperti Twitter dan WhatsApp." Namun, ia tidak merinci berapa banyak hoaks yang beredar di masing-masing platform.
Baca juga: Tersebar Hoax Ratu Elizabeth Meninggal Dunia
"Kalau dalam catatan kami, berdasarkan laporan, ada sekitar 13-15 persen hoaks yang beredar di masyarakat berasal dari WhatsApp. Tapi, aslinya bisa lebih dari itu karena kita sendiri enggak bisa mengecek, hanya yang dilaporkan pengguna yang bisa kami lacak," kata Septiaji.Untuk mendorong upaya melawan hoaks, misinformasi, dan disinformasi, Mafindo bekerja sama dengan WhatsApp dengan meluncurkan chatbot Kalimasada untuk memudahkan pengguna WhatsApp mengecek pesan yang diterima bersifat hoaks atau bukan.
Untuk mengakses chatbot ini, simpan terlebih dahulu nomor chatbot Mafindo di nomor +62-859-2160-0500 ke kontak WhatsApp. Kemudian, buka chatroom nomor tersebut dan ketik kata sapaan seperti "hai" atau "halo".
(rnd)