DREAMERS.ID - Korea Selatan dikenal dengan modernitas kotanya yang hiruk pikuk dan menawan, tetapi pasti bosan bukan dengan tujuan yang itu-itu saja? Kamu bisa mengunjungi kota-kota lain di negeri ginseng yang menawarkan pemandangan ciamik dengan nuansa tradisional.
Salah satunya adalah Seosan yang merupakan sebuah kota kecil di Provinsi Chungcheongnam. Daerah ini merupakan perpaduan indah antara budaya, sejarah, dan alam yang saling melengkapi. Berikut ini 6 pedesaan yang berada di wilayah Seosan yang patut dikunjungi, dilansir dari Visit Korea.
1. Haemieupseong Walled Town
Haemiuepseong Walled Town merupakan benteng yang dibangun di atas tanah datar. Beda dari benteng-benteng lain pada masanya, benteng ini dianggap sebagai representatif atau perwakilan dari arsitektur yang tersisa dari zaman Joseon.
Benteng itu sekarang menjadi taman bersejarah yang indah dengan jalan setapak yang damai dan bangunan bergaya hanok. Kamu dapat berjalan-jalan santai serta menikmati pemandangan yang memiliki arsitektur tradisional Korea.
Benteng itu memiliki pohon tua yang besar dan situs penjara di mana umat Katolik menghadapi tuntutan pada tahun 1866.
2. Gaesimsa Temple
Gaesimsa Temple adalah permata langka dari arsitektur kayu Korea. Kuil ini berasal dari abad ke-17 dan berhasil mempertahankan desain aslinya selama berabad-abad. Halaman kuil dikelilingi oleh hutan yang rapat dengan suasana seperti negeri dongeng.
Di musim semi, Gaesimsa Temple sangat indah disaat hamparan bunga sakura berjatuhan dengan pohon bunga putih dan merah muda tersebar di pegunungan di sekitarnya. Ini momen yang paling yang bagus untuk pecinta alam yang suka berjalan-jalan tenang di hutan dan menikmati indahnya musim semi.
Bangunan Gaesimsa sangat unik karena beberapa di antaranya menggunakan batang pohon untuk tiang. Kamu dapat menemukan banyak garis berbentuk organik, melengkung selaras dengan alam.
Selain itu, kamu juga dapat menemukan patung Buddha Amitabha kayu yang terkenal di kuil yang telah ditetapkan sebagai harta nasional. Diyakini bahwa patung tersebut mungkin telah dibangun lebih awal dari tahun 1280.
3. Ganworam Hermitage
Baca juga: Rekomendasi 5 Penginapan Nyaman Ramah Muslim Terbaik di Seoul
Ganworam Hermitage semacam tempat pertapaan yang berdiri di atas tiang batu kecil di laut. Pada waktu tertentu di siang hari, air laut surut menunjukkan jalan menuju pertapaan. Pada malam hari, air mengalir kembali dan tempat itu menjadi sebuah pulau lagi, terisolasi dari dunia luar.Di luar, pertapaan dihiasi dengan patung-patung rakyat yang terbuat dari kayu apung, merupakan sebuah anugerah laut yang tidak diambil begitu saja dan dimanfaatkan. Ada juga taman Buddha dengan banyak patung berbeda, dengan berbagai bentuk dan ukuran.
Pertapaan ini didirikan oleh Biksu Agung Muhak selama awal dinasti Joseon. Beberapa cerita mengatakan bahwa Biksu Agung mencapai pencerahan saat menatap bulan ketika bermeditasi di sini. Tak perlu diragukan, pertapaan ini memiliki pemandangan yang menakjubkan ke arah darat dan laut.
4. House of Yu Gi Bang
Dibangun di atas bukit, House of Yu Gi-Bang adalah rumah hanok aristokrat tradisional. Rumah ini sangat terkenal dengan taman daffodilnya. Setiap tahun ketika bunga bakung bermekaran, taman berubah menjadi hamparan bunga kelopak kuning yang sangat indah.
Saat itu mungkin waktu terbaik untuk berkunjung karena ini adalah pemandangan yang indah dan menyegarkan yang juga bagus untuk berfoto. Kamu juga dapat mengunjungi bangunan hanok yang menjadi perwakilan dari rumah-rumah bangsawan di daerah tersebut.
Fyi, House of Yu Gi-Bang juga dikenal sebagai lokasi syuting drama Korea populer Mr. Sunshine (2019).
5. Seosan Bowonsa Temple Site
Situs ini merupakan tempat penelitian sejarah dan ada sejumlah harta nasional penting yang telah ditemukan di daerah tersebut. Kamu dapat mengunjungi situs penggalian dan melihat beberapa peninggalan bersejarah Buddha yang tersisa.
6. Rock Carved Buddha Triad
Dijuluki sebagai Smile of Baekje, harta nasional ini diukir di tebing di Gunung Gayasan. Ukiran tersebut menampilkan Buddha Shakyamuni yang berdiri setinggi 3 meter dan dua bodhisattva, satu berdiri dan yang lainnya duduk bermeditasi.
Berdasarkan detail dan gayanya, ukiran diperkirakan telah dibuat antara akhir abad ke-6 dan awal abad ke-7. Waktu yang tepat untuk melihat ukiran ini adalah di pagi hari karena matahari menyinari seluruh gambar dan senyum hangat Buddha Shakyamuni terlihat paling terang.
(rzlth)