DREAMERS.ID - Vaksin booster sudah direncanakan oleh sejumlah negara, khususnya akan diberikan kepada tenaga medis. Namun Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menekankan suntikan booster vaksin Covid-19 sebaiknya ditunda, setidaknya sampai akhir September mendatang.
Melansir laman Suara, hal itu disebabkan karena masih banyak negara lain yang kekurangan dosis dan belum memberikan suntikan vaksin pertama kepada warganya. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sains belum membuktikan apakah suntikan penguat akan efektif dalam mencegah penyebaran virus corona.
Tedros mengingatkan target WHO untuk memastikan 10 persen dari populasi setiap negara telah disuntik vaksin Covid-19. “Oleh karena itu, WHO menyerukan moratorium (penundaan) booster hingga setidaknya akhir September untuk memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara untuk divaksinasi."
Beberapa negara telah mulai menggunakan atau mulai menimbang kebutuhan akan dosis booster. Seperti Jerman dan Uni Emirat Arab mengatakan akan mulai pada bulan September untuk menawarkan vaksin booster kepada orang-orang yang rentan dan yang dianggap berisiko tinggi.
Begitu pula Presiden Israel Isaac Herzog menerima suntikan ketiga vaksin virus corona, memulai kampanye untuk memberikan dosis booster kepada orang berusia di atas 60 tahun di negara itu, pada pekan lalu.
Baca juga: Jleb! Inikah Sindiran Menohok Menko Luhut Untuk Kaum Anti Vaksin?
Amerika Serikat sendiri telah menandatangani kesepakatan dengan Pfizer Inc dan mitra Jerman BioNTech pada bulan Juli, untuk membeli 200 juta dosis tambahan vaksin Covid-19 untuk memvaksinasi anak serta kemungkinan suntikan booster.Termasuk juga Indonesia, telah mulai lakukan vaksinasi ketiga untuk tenaga kesehatan sejak Juli lalu. Pejabat WHO mengulangi seruan mereka agar melakukan solidaritas global untuk membantu memerangi pandemi virus corona dan mengimbau negara-negara kaya dan perusahaan untuk membantu.
"Kami membutuhkan kerja sama semua orang, terutama segelintir negara dan perusahaan yang mengendalikan pasokan vaksin global," kata Tedros, yang secara khusus menarik perhatian Kelompok 20 ekonomi besar yang berpengaruh.
“G-20 memiliki peran kepemimpinan yang vital sebagai negara produsen terbesar, konsumen terbesar, dan donor terbesar vaksin Covid-19," ucapnya. Dia mendesak G-20, yang saat ini diketuai oleh Italia, untuk membuat komitmen konkret dalam mendukung target vaksinasi global.
(rzlth)