DREAMERS.ID - Saat ini, telah ditemukan bahwa vaksin dari Pfizer dan Moderna ini memiliki efek samping dalam pemakaiannya. Namun secara keseluruhan, vaksin Pfizer dikatakan aman, begitu juga dengan vaksin Moderna yang telah menunjukan bahwa tidak ada masalah keamanan yang serius.
Melansir laman Antara, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) sudah menyebutkan bahwa efek dari vaksin akan mengalami gejala seperti nyeri dan bengkak di lokasi suntikan, demam, menggigil, lelah dan sakit kepala.
"Efek samping vaksin COVID-19 lainnya mungkin termasuk nyeri otot dan nyeri sendi, Dari apa yang kami ketahui, sebagian besar efek samping kemungkinan besar akan muncul dalam satu atau dua hari pertama setelah menerima vaksin, tetapi mungkin berpotensi muncul kemudian,” kata wakil presiden program farmasi dan layanan diagnostik di ZOOM+Care, Thad Mick, Pharm.
Jika efek samping ini disebut sangat mirip dengan gejala COVID-19, itu karena pada dasarnya memang demikian. Vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan untuk melawan virus, menurut dokter anak di California, Richard Pan.
Dia menegaskan, hal itu tidak berarti vaksin COVID-19 dapat memberi kamu COVID-19 karena mRNA dari vaksin tidak secara permanen mempengaruhi sel tubuh kamu. Sebaliknya, mRNA itu hanyalah cetak biru sementara dari lonjakan protein yang terletak di permukaan virus.
“Cetak biru ini sangat rapuh, oleh karena itu vaksin harus disimpan dalam suhu yang sangat dingin sebelum digunakan,” kata Pan. CDC menyatakan perlu lebih banyak data untuk mengkonfirmasi berapa lama antibodi yang dibangun dari vaksin COVID-19 akan bertahan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) masih mengevaluasi data tentang seberapa umum efek samping COVID-19 yang mungkin terjadi pada populasi umum.
Baca juga: Viral Curhatan Nakes, Vaksin Moderna Lebih Ampuh Dibandingan Sinovac?
Pan mengatakan, untuk saat ini, informasi dari Pfizer dan Moderna tentang uji klinis skala besar mereka menunjukkan sejumlah kecil orang akan mengalami gejala yang signifikan tetapi sifatnya sementara setelah menerima vaksin COVID-19.Uji coba Moderna menunjukkan, sebanyak 2,7 persen orang mengalami nyeri di tempat suntikan setelah dosis pertama. Setelah dosis kedua yang diberikan empat minggu setelah suntikan pertama sekitar 9,7 persen orang mengalami kelelahan.
Selain itu, sebanyak 8,9 persen melaporkan nyeri otot; 5,2 persen mengalami nyeri sendi; 4,5 persen melaporkan sakit kepala; 4,1 persen mengalami nyeri, dan 2 persen mengalami kemerahan di tempat suntikan.
Efek ini tak jauh berbeda vaksin COVID-19 Pfizer. Hasil uji coba mereka memperlihatkan, sebanyak 3,8 persen orang melaporkan kelelahan dan 2 persen mengalami sakit kepala setelah dosis kedua yang diberikan tiga minggu setelah suntikan pertama.
Kurang dari 1 persen orang dalam uji klinis telah melaporkan demam dan sejumlah kecil partisipan uji yakni 0,3 persen juga melaporkan pembengkakan kelenjar getah bening yang umumnya sembuh dalam 10 hari setelah vaksinasi.
Menurut Pan, walau efek samping ini bersifat sementara dan tampaknya tidak terlalu umum, namun bisa jadi cukup signifikan sehingga beberapa orang mungkin perlu melewatkan satu hari kerja setelah divaksinasi.
Selain efek tersebut, ada juga kekhawatiran tentang reaksi alergi terhadap vaksin COVID-19 Pfizer. Terkait ini, FDA menyatakan individu dengan riwayat reaksi alergi parah misalnya anafilaksis tidak boleh divaksinasi sementara ini.
(srtk)