DREAMERS.ID - Berat badan yang melebihi batas ideal atau obesitas bisa menjadi momok atau bahkan membahayakan tubuh. Selain tentunya menjalani hidup sehat, ada banyak cara untuk menghindari bahaya dari kelebihan berat badan.
Melansir laman Kompas, jika seseorang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan, dapat meningkatkan risiko terkena sejumlah kondisi kesehatan, termasuk sindrom metabolik, artritis, dan beberapa jenis kanker.
Sindrom metabolik melibatkan sekumpulan masalah, seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Untuk menjaga berat badan yang sehat atau menurunkan berat badan bisa dengan melalui pola makan dan olahraga, demi untuk mencegah atau mengurangi obesitas.
Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin memerlukan pembedahan untuk mengatasi obesitas. Berikut ini adalah beragam penyebab obesitas yang layak diantisipasi dikutip dari Kompas:
1. Konsumsi terlalu banyak kalori
Berdasarkan Medical News Today, ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang digunakan sebagai energi, tubuh mereka akan menyimpan kalori ekstra sebagai lemak. Hal ini bisa menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.
Selain itu, beberapa jenis makanan lebih cenderung menyebabkan penambahan berat badan, terutama makanan yang tinggi lemak dan gula, yakni:
1. Makanan cepat saji
2. Makanan yang digoreng, seperti kentang goreng
3. Daging berlemak dan olahan
4. Banyak produk susu
5. Makanan dengan tambahan gula, seperti sereal sarapan siap saji dan kue
6. Makanan yang mengandung gula tersembunyi, seperti saus tomat dan banyak makanan kaleng dan kemasan lainnya
7. Jus manis, soda, dan minuman beralkohol
8. Makanan olahan, tinggi karbohidrat, seperti roti
2. Gaya hidup pasif
Gaya hidup pasif mungkin bisa dikaitkan dengan kaum rebahan yang mager alias malas gerak. Tetapi kebiasaan pasif lainnya juga berkaitan dengan bekerja kantoran, terlalu lama main game, atau selalu pergi dengan kendaraan bermotor.
Semakin sedikit seseorang bergerak, maka semakin sedikit kalori yang dibakar. Selain itu, aktivitas fisik dapat memengaruhi cara kerja hormon seseorang, dan hormon memengaruhi cara tubuh memproses makanan.
3. Kurang tidur
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko bertambahnya berat badan dan mengembangkan obesitas, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Pasalnya, kurang tidur dapat menyebabkan perubahan hormonal yang meningkatkan nafsu makan. Ketika seseorang tidak cukup tidur, tubuhnya memproduksi ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan.
Pada saat yang sama, kurang tidur juga menurunkan produksi leptin, hormon yang menekan nafsu makan. Jadi bisa tergantung dengan masing-masing individu.
4. Efek samping konsumsi obat
Hasil tinjauan dan meta-analisis yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism pada 2015 menemukan bahwa beberapa obat dapat menyebabkan orang bertambah berat badan selama beberapa bulan.
Beberapa obat yang bisa menimbulkan efek tersebut, yakni:
1. Antipsikotik atipikal, terutama olanzapine, quetiapine, dan risperidone
2. Antikonvulsan dan penstabil suasana hati, dan khususnya gabapentin
3. Obat hipoglikemik, seperti tolbutamide
4. Glukokortikoid digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis
5. Beberapa jenis antidepresan
Tapi, beberapa obat juga bisa menimbulkan efek menurunkan berat badan. Itu mengapa, siapa pun yang memulai pengobatan baru dan mengkhawatirkan berat badannya harus bertanya kepada dokter apakah obat tersebut mungkin berpengaruh pada berat badan atau tidak.
5. Genetika
Melansir Health Line, obesitas memiliki komponen genetik yang kuat. Anak-anak dari orang tua yang gemuk lebih mungkin menjadi gemuk daripada anak-anak dari orang tua kurus. Tapi, itu tidak berarti bahwa obesitas sudah ditentukan sebelumnya.
Apa yang kamu makan dapat berpengaruh besar pada gen mana yang diekspresikan dan mana yang tidak. Dengan kata lain, komponen genetik memang berpengaruh pada risiko obesitas. Namun, pola makan yang sehat bisa membantu meminimalisir pengaruh faktor genetik.
6. Mengalami resistensi Leptin
Leptin adalah hormon lain yang berperan penting dalam obesitas. Ini diproduksi oleh sel-sel lemak dan tingkat darahnya meningkat dengan massa lemak yang lebih tinggi. Karena alasan ini, kadar leptin sangat tinggi pada orang yang mengalami obesitas.
Pada orang sehat, kadar leptin tinggi dikaitkan dengan penurunan nafsu makan. Saat bekerja dengan benar, otak akan mengetahui seberapa tinggi simpanan lemak di tubuh.
Masalahnya adalah bahwa leptin tidak bekerja sebagaimana mestinya pada banyak orang yang mengalami obesitas, karena untuk beberapa alasan leptin tidak dapat menembus sawar darah-otak. Kondisi ini disebut resistensi leptin dan diyakini sebagai faktor utama patogenesis obesitas.
(srtk)