DREAMERS.ID - Baru-baru ini, pemakaian masker scuba dan buff sudah dilarang karena dinilai tidak efektif dalam mencegah keluarnya droplet ketika batuk atau bersin, sehingga tidak dapat mencegah penyebaran COVID-19.
Para ahli menyarankan untuk memakai masker medis atau kain yang memiliki efektifitas tinggi untuk mencegah penyebaran droplet ketika batuk ataupun bersin. Namun, ternyata tidak sembarangan kain loh, Dreamers.
Kain berjenis katun cult dinilai efektif untuk menjadi bahan dasar pembuatan masker. Kain ini memiliki kerapatan 180 benar per inci sehingga bisa menyaring partikel yang halus.
“Bahan yang bagus katun. Kalau katun bagus katun cult yaitu katun dengan kerapatan 180 benang per inci. Dilihat saja katunnya agak tebal. Selain itu, boleh masker sutra karena ada kemampuan untuk mencegah masuknya partikel-partikel halus. Katun dengan chiffon (sifon) juga bagus,” kata Praktisi klinik sekaligus relawan COVID-19, dr. Muhamad Fajri Adda'i dikutip dari Antara.
Baca juga: Viral Masker Hidung Kosk dari Korea, Ini Komentar Ahli
Selain dari sisi efisiensi, masker hibrida, seperti katun-sutra, kapas-sifon, kapas-flanel memiliki kemampuan menyaring partikel atau filtrasi lebih dari 80 persen (untuk partikel 300 nm). Namun, Fajri mengingatkan untuk memakainya dengan benar, tidak miring-miring, karena akan percuma.Terkait larangan masker scuba dan permintaan untuk memakai masker tiga lapis, ahli epidemiologi Budi Laksono mengungkapkan bahwa belum ada standar masker yang tepat dari pemerintah Indonesia. Semua bersumber dari pedoman internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diperbarui pada 5 Juni 2020.
“Sejak awal memang pemerintah dengan ahli-ahli kesehatannya kurang memahami keadaan rakyat. Apalagi pecahkan problem solusi. Rakyat tarantuk-antuk dan serba disalahkan ketika cari solusi yang memang kurang bimbingan,” katanya dikutip dari CNN Indonesia.
Ia kemudian melanjutkan, “Walau terlambat, Kemenkes harus buat uji dan standarisasi masker, dari generik hingga termahal, kemudian sebarkan.”
(Rie127)