DREAMERS.ID -Lumba-lumba merupakan makhluk laut yang menggemaskan. Hal ini dibuktikan dari wisata observasi lumba-lumba yang ada di Indonesia, seperti di Pantai Lovina, Bali, yang selalu ramai dengan turis. Selain Indonesia, Selandia Baru juga memiliki wisata observasi lumba-lumba.
Baca juga: Tradisi Perburuan Brutal Lumba-Lumba di Jepang Ini Tuai Protes
Namun, kini pemerintah
Selandia Baru melarang turis untuk berenang terlalu dekat dengan lumba-lumba hidung botol yang berhabitat di perairannya. Dikutip dari
Lonely Planet, larangan tersebut berlaku untuk seluruh agen perjalanan wisata yang beroperasi di
Bay of Islands.
Departemen Konservasi (DOC) Selandia Baru menjelaskan turis yang datang ke
Bay of Island sangat mencintai
lumba-lumba. Namun mereka seringkali berada terlalu dekat, bahkan berenang di dekat kawanan lumba-lumba. Keberadaan manusia yang terlalu dekat dengan lumba-lumba ini dikhawatirkan dapat mengganggu karakter alami dari lumba-lumba.
Kawanan lumba-lumba di
Bay of Island beraktivitas di siang hari. Di masa sekarang operator wisata mengarahkan perahu-perahu turis untuk melakukan wisata observasi. Seiring dengan larangan berenang, DOC juga melarang mereka untuk beroperasi di "jam istirahat" lumba-lumba, yakni pagi dan sore hari.
Perahu wisata juga hanya boleh berada di dekat lumba-lumba selama maksimal 30 menit. Lumba-lumba hidung botol menjadi salah satu hewan yang terancam punah di Selandia Baru dan di dunia. Di Bay of Islands sendiri saat ini hanya terdapat 31 ekor lumba-lumba.
Jam istirahat lumba-lumba juga dianggap penting, sehingga mereka bisa berinteraksi lebih sering dengan kawanannya, terutama bersama lumba-lumba kecil. Dengan interaksi tersebut, lumba-lumba juga dapat mengasah insting untuk melestarikan generasinya, sehingga akan lebih banyak lumba-lumba yang lahir dengan sehat.
Larangan di atas hanya berlaku untuk agen perjalanan wisata di
Bay of Island. Selebihnya, yang mengoperasikan wisata lumba-lumba jenis lain di Selandia, masih boleh melakukan aktivitas seperti biasa.
(Rie127)