DREAMERS.ID - Pernahkah melakukan buang air kecil pada saat sedang mandi dengan menggunakan shower? Pasti hal ini menjadi pro dan kontra bagian sebagian masyarakat. Padahal, tidak semua orang membagi menjadi dua, untuk mandi dan untuk buang air. Apakah kalian pernah berpikir bahwa buang air kecil pada saat sedang mandi merupakan hal yang jorok?
Hal sederhana ini memang dapat menjadi sebuah polemik. Ada yang merasa jijik jika buang air kecil pada saat bershower dan mengenai bagian tubuh yang lainnya. Hal tersebut dianggap jorok dan menjijikkan.
Image source: wolipop.detik.com
Walaupun dianggap menjijikkan, namun menurut survei hampir 80% orang mengaku telah melakukan hal ini. Lantas, apakah perilaku seperti ini higienis dan baik untuk dilakukan? Inilah berbagai macam dampaknya seperti yang dilansir dari Okezone.
Ternyata Cukup Higienis
Menurut seorang ahli Urologi dari Orlando Health, Jamin Brahmbhatt, MD, kebiasaan yang menurut orang menjijikkan ini sebenarnya cukup higienis.
Berlawanan dengan kepercayaan yang beredar bahwa urin sebenarnya tidak steril meski anda dalam kondisi sehat maka mereka akan tetap mengandung bakteri yang rendah. Namun, dengan adanya aliran air ketika sedang bershower, maka buang air kecil saat mandi tidak menimbulkan risiko kebersihan yang signifikan.
Ramah Lingkungan
Baca juga: Ahli Dermatologi Wajibkan Masyarakat Harus Tetap Mandi Walaupun Pergi Sebentar
Semakin lama kloset digunakan, maka akan semakin banyak air yang dikeluarkan untuk menyiram kotoran yang anda buang di toilet.Menurut Grace Communications Foundation’s Water Footprint Calculator, sekiranya 5 – 7 galon air dikeluarkan saat anda menekan tombol flush. Maka dari itu, buang air kecil saat mandi tentunya akan mengurangi penggunaan air.
Dapat Menyembuhkan Jamur Kaki?
Banyak mitos yang beredar bahwa buang air kecil di kamar mandi adalah cara terbaik untuk mencegah dan mengobati jamur kaki, namun sampai saat ini belum ditemukan bukti yang signifikan mengenai mitos tersebut.
Konon, urea, senyawa nitrogen yang ditemukan dalam urin dapat ditemukan dalam beberapa krim anti jamur. Zat itu digunakan untuk melembutkan kulit dan tidak membuat kulit yang sehat menjadi terinfeksi.
Secara teori hal ini dapat membantu untuk mengobati atau mencegah infeksi jamur, namun karena urin hanya mengandung urea dalam jumlah kecil, maka anda harus sering buang air kecil untuk dapat merasakan efek tersebut.
(shy)