DREAMERS.ID - Sudah menjadi rahasia umum jika mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan para ahli kesehatan dari American Heart Association dan World Heart Federation bahwa lemak jenuh dapat menimbulkan plak pada arteri, membuatnya mengeras, hingga akhirnya memicu penyakit jantung koroner.
Karena risiko berbahaya tersebut, para ahli pun menyarankan agar mengurangi mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, yang biasa ditemukan dalam daging, pork, ayam, mentega, keju, dan lainnya.
Namun dalam sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine, Selasa (25/4), tiga pakar penyakit jantung mengungkapkan jika lemak jenuh tidak menyumbat arteri dan penyakit jantung akibat arteri yang tersumbat adalah kesalahan.
Menurut mereka, mengkonsumsi lemak jenuh tidak ada hubungannya dengan penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, kematian akibat penyakit jantung, atau kematian dini pada orang dewasa yang sehat. “Gagasan bahwa makanan dengan lemak jenuh dapat membentuk koroner pada arteri adalah omong kosong yang tidak ilmiah,” kata Dr. Aseem Malhotra, penulis penelitian.
Sementara dua rekan penulis lainnya menambahkan jika orang yang sehat dapat dengan efektif mengurangi risiko penyakit koroner dengan berjalan kaki selama 22 menit per hari, mengurangi stres, dan mengkonsumsi makanan sungguhan bukan olahan. Jadi permasalahannya bukan pada lemak jenuh.
Baca juga: Latihan Fisik Para Artis Korea yang Bisa Kamu Tiru untuk Tetap Bugar
Hasil penelitian ini tentu menimbulkan pertanyaan dari para kritikus. Karena dalam penelitian yang telah dilakukan selama beberapa dekade, sudah terbukti jika makanan kaya akan lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol dalam darah yang membuat risiko terkena serangan jantung atau stroke lebih tinggi, menurut Dr. Mike Knapton, seorang direktur medis di British Heart Foundation.Meski banyak lembaga kesehatan yang meragukan hasil penelitiannya, Dr. Malhotra tetap pada pendiriannya yang mengatakan jika lemak jenuh bukanlah titik atau sumber masalah penyakit koroner. Menurutnya, industri pengolahan makanan lah 'pelaku kejahatan' sebenarnya.
Makanan olahan yang dianggap tinggi lemak jenuh sebenarnya mengandung gula, karbohidrat olahan dan minyak nabati juga saat ini menjadi pro-inflamasi yang terkait dengan penyakit jantung, kanker, dan demensia.
Maka dari itu, ia menyarankan kita agar mengkonsumsi makanan sungguhan dibandingkan yang olahan. “Kau tidak perlu khawatir makan makanan tinggi lemak jenuh jika mengikuti rekomendasi yang diajukan dalan jurnal, seperti berolahraga, kurangi stres, dan makan makanan sehat,” pungkasnya.
(fzh/CNN)