DREAMERS.ID - Kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan beberapa waktu yang lalu mengejutkan banyak pihak. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut sampai diterbangkan ke Singapura untuk menjalani perawatan.
Lantas sebenarnya seberapa bahayanya sih dampak air keras yang mengenai tubuh ini dan bagaimana cara penanganannya? Menurut dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dari DNI Skin Centre, air keras merupakan istilah umum yang dipakai untuk bahan-bahan bersifat iritan kuat. Air keras bisa cairan asam atau basa tinggi sehingga sangat iritatif bisa merusak kulit atau permukaan lainnya yang terpapar.
Darma juga mengatakan jika dampak air keras ini tergantung pada jenis air keras yang digunakan, konsentrasi bahan, serta lamanya bahan tersebut menempel di kulit. Untuk kulit, dampak paling fatal adalah kerusakan semua lapisan kulit, sehingga tampak seperti mengalami luka bakar berat. "Ini akan menyebabkan jaringan parut yang bersifat permanen dan tidak bisa normal kembali," ujarnya mengutip Detik.
Sementara jika kasusnya ringan, kemungkinan kulit hanya kemerahan, perih dan bengkak. Seiring berjalannya waktu, luka ringan akibat terkena air keras bisa sembuh dan tidak terlalu berbekas dengan menggunakan krim yang diberikan dokter dan perawatan seperti roller atau laser.
Baca juga: Pertanyaan Besar Novel Baswedan Atas Tuntutan Pelaku Penyerangannya: Apa Benar Dia Pelakunya?
Untuk penanganan jika terpapar air keras, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan langsung menghilangkan paparan air tersebut dari kulit. Caranya dengan membilas area yang terkena air keras menggunakan air mengalir selama kurang lebih 20 menit.dr Darma memperingatkan untuk tidak menempelkan es batu ke area yang terkena air keras karena dikhawatirkan tekanannya dapat merusak kulit. Selain itu, lepas semua pakaian atau benda yang juga terkena air keras.
Setelah dibasuh dengan air, gunakan obat khusus untuk luka bakar yang mengandung pelembab dan antibiotik agar luka sedikit mereda. Kemudian panggil pertolongan medis atau pergi ke pelayanan kesehatan terdekat untuk menghindari kerusakan yang makin parah.
(fzh/Detik)