DREAMERSRADIO.COM - Dibalik kemudahan yang dapat dirasakan dalam kehidupan modern, ternyata kehidupan modern saat ini yang berjalan dinamis membuat seseorang mudah tertekan. Efeknya tentunya menjadikan individu saat ini gampang marah.
Dari analisa seorang psikolog dari University of Central Lancashire, Dr. Sandi Mann, agresi dan amarah yang pada awalnya dimiliki manusia sebagai bagian dari mempertahankan hidup kini telah berubah. Pada jaman modern ini amarah sering salah sasaran dan tidak pada tempatnya.
Sehingga seseorang bisa marah akibat sesuatu yang sepele dan relative tidak berhubungan dengan penyebab munculnya rasa tersebut. Rasa marah muncul pada momen-momen sepele dan tidak tepat seperti saat menunggu dokter, memakai computer yang lelet hingga kemacetan lalu lintas.
Menurutnya kehidupan yang nyaman di zaman modern memanjakan manusia. Gaya hidup nyaman juga akan memicu harapan yang tinggi. Sedikit ketidaksempurnaan bisa membuat manusia berperilaku merajuk seperti anak kecil.
“Rasa marah sebetulnya menjadi bentuk pertahanan pada nenek moyang kita,” ungkap Sandi Mann.
Baca juga: Setelah Kim Jong Kook, Dispatch Juga Nyerah 'Buntuti' Kehidupan Seohyun SNSD?
Dilansir dari Telegraph, rasa marah ini memancing adanya upaya pertahanan, bila ada yang mencuri makanan dan predator yang mengancam dirinya. Namun hal tersebut tidak dialami manusia di zaman sekarang.Fokus manusia abad 21 telah berubah. Manusia zaman dulu menggunakan energi yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan dan perlindungan. Contohnya rasa lapar yang merangsang produksi serotonin. Hormon ini merangsang seseorang untuk mencari makan.
Namun dua kebutuhan dasar tersebut mudah dipenuhi pada abad ini. Akibatnya, motivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, tidak memiliki penyaluran yang tepat. Motivasi ini kemudian menjadi rasa marah yang timbul sewaktu-waktu.
Mann menyarankan untuk mengendalikan rasa marah yang timbul. Bila rasa marah muncul sebaiknya seseorang berfikir, apakah peristiwa yang memicu marah ini mengancam nyawa? Jika bukan, baiknya amarah dikendalikan.