DREAMERS.ID - Tidak mudah untuk mencapai prestasi dunia, butuh ambisi dan salah satunya unsur 'paksaan' dalam hal yang positif. Itu terjadi di antara duet ganda putri pertama peraih emas Olimpiade, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
Sebagai atlet lebih muda 10 tahun, Apriyani 23 tahun dan Greysia 33 tahun, ketahanan fisik keduanya berbeda. Apriyani Rahayu mengaku memaksa Greysia Polii, yang merupakan seniornya, untuk berjuang agar bisa meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor ganda putri.
"Saya tidak percaya dengan apa yang saya dapatkan. Saya benar-benar tidak berpikir saya akan sejauh ini karena yang saya pikirkan hanyalah bagaimana cara melewatinya, bagaimana terus mendorong semua tantangan yang saya hadapi," ucap Apriyani.
"Saya benar-benar ingin berterima kasih kepada Tuhan dan pasangan saya. Saya memaksa diri untuk sampai di sini. Jadi saya katakan ayo Greysia, kita tidak boleh buang-buang waktu. Kita tidak bertambah muda. Kita harus berlari, jangan berjalan," tambahnya mengutip CNN Indonesia.
Untuk menutupi ketimpangan usia ini, Apriyani berlatih lebih keras agar bisa memaksimalkan kebugaran fisiknya. Sejak awal berpasangan dengan Greysia pada 2017, Apriyani ingin menciptakan sejarah di Olimpiade. Selain ambisi pribadi ada dorongan besar dari dan untuk keluarga.
Baca juga: Peristiwa Membanggakan Nasional yang Datang Dari Dunia Olahraga Sepanjang 2021!
"Medali emas ini [beregu putri Olimpiade Tokyo 2020] bukan hanya impian kak Greysia [Polii], tetapi juga saya. Medali emas ini untuk almarhum orang tua saya dan kakakku," ujar Apriyani saat ditemui wartawan Indonesia selepas pertandingan."Saya berpasangan dengan Greysia empat tahun lalu. Perjalanan panjang, di mana saya belajar untuk mendewasakan diri. Hari ini kami mendapatkan semua, berkat dari Allah dan doa keluarga serta masyarakat Indonesia. Kami sangat senang dan bahagia," katanya.
Hasilnya, Greysia/Apriyani meraih medali emas setelah mengalahkan pasangan China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan lewat permainan dua gim dengan skor 21-19 dan 21-15. Kemenangan ini membuat Greysia/Polii membuat sejarah Indonesia di Olimpiade lengkap.
Kini semua nomor perlombaan bulutangkis Olimpiade telah diraih Indonesia dengan medali emas. Setelah emas tunggal putri dan putra pada 1992, lantas emas ganda putra pada 1996, kemudian emas ganda campuran pada 2016, dan kini ganda putri diraih.
(rzlth)