DREAMERS.ID - Banyak jenis produk pelembab wajah yang beredar di pasaran dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga puluhan ribu sampai jutaan rupiah pun ada. Namun sebenarnya apa yang membuat produk ini memiliki harga yang berbeda? Apakah hanya karena datang dari brand atau merek terkenal?
1. Teknologi
Menurut Dr.Craig Kraffert, seorang dokter kulit spesialis kulit, ada beberapa faktor mengapa sebuah produk moisturizer bisa dijual mahal. Krim yang mahal biasanya menggunakan teknologi terkini untuk menciptakan produknya. "Kandungan pengharumnya, kemasan yang kedap udara juga biasanya lebih mahal, nama besar merek, formulasi, sampai prosesnya, bisa berpengaruh pada harga," katanya mengutip Huffingtonpost.
2. Kandungan
Ada juga beberapa kandungan spesifik yang bisa membuat harga produk jadi selangit. Kandungan yang disebut dengan zat aktif itu misalnya niacinamide, ceramides, asam hialuronat, hingga heparan sulfat. Menurut ahli kimia kosmetik Perry Romanowski, dari sisi fungsi, sebenarnya pelembab yang mahal dan murah memakai bahan yang sama, yaitu humektan dan emolien.
Humektan yang biasanya dipakai dalam moisturizer adalah asam hialuronat (hyaluronic acid). "Asam hialuronat sebenarnya tetap asam hialuronat, jadi tidak perlu pakai produk yang mahal," kata Dr.Rachel Nazarian, ahli dermatologi, melansir dari Kompas.
3. Marketing
Biaya terbesar dari sebuah produk kosmetik, barangkali adalah biaya marketingnya. Kampanye marketing ini sangat penting karena akan menentukan bagaimana konsumen mempersepsikan sebuah produk. "Produk yang dikampanyekan dengan baik akan memiliki persepsi yang baik dalam jangka panjang, bahkan walau produk itu sebenarnya tak efektif," kata Kraffert.
Baca juga: Bukan Lagi Lip Balm, Beralih ke Lip Mask Agar Bibir Terawat Anti Pecah-pecah
Seperti halnya produk fashion dari merek terkenal, produk kecantikan yang mewah pun dijual sebagai sebuah lifestyle. Sebuah penelitian di Swedia membuktikan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang punya kesan mewah.Dalam penelitian itu, sejumlah wanita diminta menggunakan beberapa produk krim. Pertama adalah produk mewah dalam kemasan aslinya, kedua adalah produk mewah dalam kemasan yang tidak ada merk, dan terakhir adalah produk krim murah yang ditaruh dalam kemasan mewah. Hasilnya, mereka yang percaya menggunakan produk krim yang mahal akan memakainya secara teratur dibanding orang yang memakai produk murah.
Para ahli mengatakan bahwa produk yang murah dan mahal sebenarnya memiliki efektivitas yang tidak berbeda. "Ini hanyalah permainan marketing. Ada tipe orang yang tidak mau membeli produk murah dan ada tipe orang yang tidak mampu membeli produk mahal tetapi berharap suatu hari bisa membelinya," kata Romanowski.
Lagi pula, saat ini banyak produk-produk kecantikan, baik yang murah atau mahal, berada dalam satu grup perusahaan. Menurut Romonwski, ada kemungkinan produk itu saling berbagi formulasi dan zat kandungan. "Ini berarti produk yang murah atau mahal bisa jadi formulanya sama saja," katanya.
Menurut ahli dermatologi Dr.Samer Jaber, kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk sebuah krim wajah. Walau begitu, tetap ada manfaat dari produk-produk mahal itu. "Ketika kamu membeli produk moisturizer yang mahal, kamu membayar banyak hal. Kemasannya, marketingnya, dan terkadang ada beberapa zat di dalamnya yang jarang dan memang mahal," kata Jaber.
Ia menegaskan, hanya karena sebuah kandungan itu mahal, bukan berarti lebih baik. Nazarian menambahkan, terkadang orang bisa lebih rajin memakai sebuah produk hanya karena produk itu mahal dan terkenal. Memang ada produk skincare yang murah tetapi saat dipakai lama meresapnya atau kemasannya sulit dibuka dan tidak praktis.
"Tak ada salahnya pakai pelembab mahal, terutama jika kamu suka efeknya pada kulit. Tapi, bisa jadi juga kamu akan mendapatkan hasil yang sama pada produk lebih murah," kata Jaber. Menurut Nazarian, tak sedikit pasiennya yang lebih suka membeli produk mahal karena membuat mereka merasa lebih rajin merawat kulitnya dengan baik. "Dan itu priceless," katanya.
(fzh)