DREAMERS.ID - Memiliki kulit mulus dan glowing layaknya perempuan korea memang menjadi impian bagi para perempuan di Indonesia. Sehingga, tak heran banyak sekali perempuan-perempuan Indonesia yang membeli produk kecantikan yang berasal dari Negara ginseng tersebut demi mendapatkan kecantikan yang sama seperti mereka.
Seperti dilansir dari Kompas, sebanyak 46 persen responden survei ZAP Beauty Index 2018 yang melibatkan 17.889 wanita Indonesia mengatakan paling suka produk kecantikan asal Korea, diikuti oleh produk Indonesia (34 persen), dan produk asal Jepang (21 persen). Survei ini juga mengungkap, merek kecantikan yang digunakan sehari-hari oleh para wanita Indonesia antara lain SK II, Laneige, The Body Shop, Innisfree, Nature Republic, dan Wardah.
"Produk yang bisa mencerahkan kulit paling dicari konsumen. Padahal, ketika ditanya apa masalah utama kulitnya, 59 persen menjawab masalahnya adalah jerawat," kata Associate VP Head of Hi-Tech, Property, Consumer Industry Markplus Inc, Yosanova Savitry.
Di luar produk pencerah kulit, 53 persen konsumen menginginkan produk yang bisa mengecilkan pori-pori dan menghilangkan bekas jerawat. Produk kecantikan yang paling sering digunakan setiap hari adalah pembersih wajah (78 persen), pelembab kulit (47 persen), toner (41 persen), serum (31 persen), dan kirm mata (16 persen).
Dalam survei tersebut juga diungkapkan bahwa perempuan generasi millenial saat ini rata-rata membelanjakan uangnya sebesar Rp 600.000 - Rp 1 juta per bulan untuk membeli produk kecantikan. Di luar itu, mereka juga mengeluarkan rata-rata Rp 1 juta-Rp 3 juta per bulan untuk perawatan kecantikan. Jika dijumlahkan, pengeluaran keseluruh ini berada pada kisaran Rp 3 juta rupiah untuk perawatan kecantikan mereka.
Anggaran untuk membeli produk kecantikan bertambah 3x lipat antara 1-3 juta rupiah per bulan pada wanita yang termasuk dalam Generasi X atau usia 35 tahun keatas. Pengeluaran anggaran itu turut didorong oleh kurangnya kepercayaan diri perempuan terhadap fisiknya yang dialami oleh 53,4 persen perempuan hasil survey di bawah usia 23 tahun.
(evln)