home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda

Paham Lebih Jauh Tentang Avigan dan Chloroquine, Obat Corona Yang Dipesan 2 Juta Oleh Pemerintah

Jumat, 20 Maret 2020 20:00 by reinasoebisono | 5915 hits
Paham Lebih Jauh Tentang Avigan dan Chloroquine, Obat Corona Yang Dipesan 2 Juta Oleh Pemerintah
Image source: Kompas

DREAMERS.ID - Presiden Joko Widodo mengumumkan telah menyiapkan dan memesan obat yang telah diuji dan diyakini ampuh untuk menyembuhkan virus corona atau COVID-19 yang kini jadi pandemi. Dalam penuturannya, Jokowi menyebut dua jenis obat, yaitu Avigan dan Klorokuin.

Pemerintah disebut telah menyiapkan 5.000 butir Avigan dan telah memesan 2 juta butir obat itu. Sementara itu, Klorokuin sudah disiapkan sebanyak 3 juta butir. Mari tahu lebih jauh soal kedua obat ini.

Avigan

Melansir Kompas, Avigan atau Favipiravir adalah obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan oleh perusahaan Fujifilm Toyama Chemical. Namun sebenarnya diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical.

Pada Dasarnya, Avigan dikembangkan untuk mengobati virus influenza. Dan bulan lalu, Avigan diakui sebagai pengobatan eksperimental untuk pasien virus corona. Situs Live Science menyebutkan, Avigan secara khusus dibuat untuk mengobati virus RNA. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 memang memiliki materi genetik utama RNA, bukan DNA.

“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan (melawan virus corona),” tutur Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China kepada The Guardian.

Obat ini menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase. Menurut jurnal Proceedings of Japan Academy, Ser.B, dan Physical and Biological Science, tertulis bahwa tanpa adanya enzim utuh, virus tidak dapat menggandakan materi genetik secara efisien dalam sel inang.

Avigan sendiri menunjukkan hasil positif dalam uji klinia yang melibatkan 340 orang di Wuhan dan Shenzhen. Empat hari setelah diberikan obat tersebut, para pasien virus corona tersebut kembali dan menunjukkan hasil negatif. Lebih lengkapnya, setengah pasien yang dites menunjukkan hasil negatif lebih awal, dan setengahnya lagi lebih dari empat hari.

Pada pasien yang mengonsumsi obat Avigan tampak kondisi paru meningkat 91 persen. Sedangkan yang tidak mengonsumsi obat Avigan, kualitas paru meningkat hanya 62 persen. Sementara itu, dalam uji coba di Wuhan, Avigan tampak memperpendek durasi demam pasien, dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari.

Baca juga: Pakar Singgung Indonesia Punya ‘Super Immunity’ Soal Infeksi Corona Dibanding Singapura

Klorokuin

Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate. Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.

Sempat tersebar rumor jika obat virus corona adalah obat malaria. Tidak sepenuhnya salah, karena Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), Keri Lestari, mengatakan bahwa kedua struktur tersebut (quinine sulfate dan chloroquine phosphate) memiliki manfaat yang sama dalam proses penyembuhan penyakit malaria.

Klorokuin memang jadi salah satu senyawa yang dianggap sebagai kandidat antivirus corona dantelah diteliti oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences dan dipublikasikan dalam jurnal Nature.

Di penelitian awal, klorokuin mampu menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh di dalam sel saat diuji pada kera. Klorokuin juga dapat memblokir infeksi virus dengan mengganggu kemampuan beberapa virus, termasuk SARS-Cov-2 untuk memasuki sel.

“Klorokuin juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus tanpa jenis reaksi berlebihan, yang dapat menyebabkan kegagalan organ,” tutur para peneliti.

Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit FKUI, dr Nafrialdi, sebelumnya menekankan perlunya uji klinis untuk dapat menetapkan klorokuin sebagai obat untuk melawan virus corona. Karena muncul kekhawatiran klorokuin sebagai obat antimalaria juga sudah tak lagi digunakan karena banyaknya kasus resisten malaria di sejumlah wilayah, termasuk Papua.

“Itu mungkin hanya sinyal awal, tapi jangan langsung diterjemahkan bisa langsung dipakai. Perlu dilakukan serangkaian uji klinis untuk bisa menyatakan obat antimalaria menjadi obat virus corona,” tutur Nafrialdi.

(rei)

Komentar
  • HOT !
    Danielle NewJeans telah ditunjuk sebagai global ambassador baru untuk merek fashion mewah Prancis Celine....
  • HOT !
    Ten menghadiri acara Paris Fashion Week untuk SAINT LAURENT MEN'S WINTER 24 SHOW yang diadakan di Bourse de Commerce di Paris, Prancis pada tanggal 5 Maret....
  • HOT !
    DREAMERS RADIO kembali mengadakan ‘DJ HUNT’, sebuah ajang audisi untuk mencari DJ atau penyiar radio berbakat di Indonesia! DJ HUNT 2024 gelombang pertama telah diselenggarakan pada 17 Februari lalu di Boxies 123 Mall di Bogor....

BERITA PILIHAN

FAN FICTION
OF THE WEEK
Writer : KaptenJe
Cast : •Je (aku) • Tata •Yossy •All member EXO

BERITA POPULER

 
 
 
^
close(x)