DREAMERS.ID - Biaya termasuk salah satu aspek yang paling diperhatikan di awal untuk para wisatawan Indonesia. Keinginan mencari biaya perjalanan murah pun selalu dicari, namun ternyata ada formula agaimana mengetahui kapan waktu untuk menghemat biaya perjalanan dalam negeri alias domestik sepanjang tahun.
Mesin pencarian Travel global, Skyscanner pun merilis serangkaian data "Panduan Evolusi Harga" yang adalah prediksi harga tiket sepanjang tahun ini. Prediksi ini didasari oleh data yang dikumpulkan dalam dua tahun terakhir.
Skema dan grafik di bawah ini pun menunjukkan tarif tiket pulang-pergi dari 10 kota populer Indonesia mengikuti pola harga selama dua tahun terakhir. Skyscanner.co.id mengklarifikasi bahwa harga yang ditunjukkan di sini merupakan rata-rata tarif penerbangan di seluruh bandara lokal Indonesia menuju lokasi yang tercantum pada skema dan grafik.
"Kami percaya bahwa Panduan Evolusi Harga ini dapat membantu wisatawan domestik Indonesia berhemat. Bila wisatawan Indonesia memanfaatkan panduan ini, kami yakin mereka dapat mengalokasikan lebih banyak bujet untuk pengalaman wisata yang lebih maksimal di lokasi," kata Yulianto Balawan, Senior Marketing Manager Skyscanner.
Baca juga: Daftar 19 Negara yang Sudah Boleh Wisata ke Indonesia, Termasuk Korsel
Misalnya untuk kamu yang ingin ke Bali, Januari lalu adalah saat terbaik untuk membeli tiket pesawat. Meski sudah lewat, penerbangan berikutnya bisa diakses pada September dengan tarif pulang pergi sekitar Rp 2.2 juta.Begitu juga dengan Yogyakarta yang memiliki grafik hampir sama dengan Bali, namun harga tiket pulang-pergi dierkirakan berkisa Rp 1.33 juta. Untuk penerbangan ke Padang, tarif akan mencapai titik terendah pada Oktober dengan harga Rp 1.5 juta.
"Kami sadar mayoritas warga Indonesia amat memperhatikan biaya wisata domestik. Untuk alasan ini, kami percaya bahwa kami dapat membantu wisatawan lokal dengan mengumpulkan data Skyscanner.co.id dan mempresentasikannya secara sederhana dan mudah dimengerti, lalu memberikan prediksi edukatif dari data tersebut," jelas Yulianto.
(rei)