DREAMERS.ID - Perayaan hari keagamaan umat Buddha dikenal memiliki ketenangan, tak terkecuali Waisak yang jatuh pada hari Kamis (11/1) ini. Di Indonesia, perayaan Waisak berpusat di Candi Borobudur, Magelang kurang lebih seminggu lamanya.
Melansir CNN, tiga pokok rangkaian Waisak di Indonesia adalah prosesi pengambilan air berkat dari sumber air di Jumprit, Temanggung dan api abadi di Mrapen, Grobogan; prosesi Pindapatta, atau membagikan makan kepada biksu oleh masyarakat di Candi Mendut; dan prosesi samadhi, atau berdiam diri menjelang puncak bulan purnama di Candi Borobudur.
Namun menurut salah satu panitia yang ditunjuk Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Mela, yang paling berkesan adalah mengitari Candi Borobudur setelah ‘hilal’ Waisak terlihat. Ribuan umat Buddha melangkah pelan searah jarum jam sambil membaca doa.
“Mungkin rasanya seperti umat Islam yang umroh atau naik haji ya. Ada perasaan yang lengkap saat berada langsung di Candi Borobudur saat Waisak. Itu akan menjadi perayaan yang tak terlupakan seumur hidup saya,” kata Mela.
Kegiatan ini memang membuat Mela tak bisa merayakan Waisak bersama keluarga, namun hal itu bukan masalah baginya. “Orang tua saya mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati ialah saat bisa membantu orang lain. Jadi, dengan membantu wihara menggelar perayaan Waisak untuk umat lainnya, kami tetap merasa bahagia, walau tak merayakannya dengan keluarga,” lanjutnya.
Uniknya, perayaan Waisak setiap tahunnya selalu jadi buruan turis lokal maupun mancanegara. Hal itu tak membuat umat Buddha risih. Terutama di prosesi pelepasan lampion di Candi Borobudur. Di Waisak tahun lalu, pengunjung Candi Borobudur mencapai 25.336 orang, naik 50% dari tahun sebelumnya.
Fyi, Belum lama ini, majalah National Geographic (NatGeo) menobatkan Candi Borobudur di posisi ke-tiga dalam daftar ’15 World Iconic Adventure’, bersama Machu Picchu di Peru dan Petra di Yordania.
(rei)