DREAMERS.ID - Hidup Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sepertinya tak pernah lepas dari kontroversi dan kritik tiada henti. Kali ini tidak bersinggungan langsung dengan program-program kerjanya, namun hal yang jadi milik pribadi Trump kini yang menuai kritikan pedas.
Meski bersifat blog, sebuah artikel diterbitkan di laman Kedutaan Amerika Serikat di London, berisi tentang promosi kompleks klub mewah milik Trump. Yang dipermasalahkan apa korelasi dari hunian pribadi presiden dipromosikan oleh lembaga pemerintahan.
Lebih lanjut, blog yang dirilis pada 5 April 2017 itu menjabarkan kemewahan resort bernama Mar-A-Lago yang memiliki 114 kamar. Bahkan, blog tersebut menyebut jika resort tersebut diumpamakan sebagai ‘Gedung Putih Musim Dingin Trump’. Sederet senator pun mengkritik tulisan blog tersebut.
"Mengapa Departemen Luar Negeri (pemerintahan) @RealDonaldTrump mempromosikan klub pribadi Presiden? #Trump100Days." Pimpinan minoritas DPR, Nancy Pelosi. "Ya, saya penasaran @StateDept. Mengapa wajib pajak $$ mempromosikan klub pribadi Presiden?" tuding Senator Oregon, Ron Wyden.
Meski belum ada komentar resmi dari Kementerian Luar Negeri, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Mark Toner mengaku baru mengetahui perihal artikel blog tersebut dari pemberitaan media pada hari Senin (24/4).
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
Resort Mar-A-Lago sendiri sebenarnya dibeli Trump pada tahun 1985. Lokasi super mewah itu biasa digunakan untuk pesta pernikahan, gala hingga pesta private dan bersifat keanggotaan atau klub. Daftar anggota VIP dijelaskan website resmi Mar-A-Lago mendapatkan layanan ultra eksklusif termasuk ke pantai pribadinya.Fasilitas yang ditawarkan termasuk kolam renang, Trump Spa and Salon yang mewah, 6 lapangan tenis kelas championship, lapangan golf, fitness center, dan ballroom elegan yang menampilkan dekorasi grand dengan nama sang pemilik, Donald J. Trump.
Trump sendiri sudah pernah menjamu beberapa tamu negara di resort ini, termasuk Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Sayangnya, publik mempertanyakan tentang tercampurnya urusan bisnis dan tugas Trump sebagai pemimpin negara.
Terlebih melansir Tribunnews, klub tersebut telah menaikkan biaya keanggotaan dari yang awalnya sebesar US$100.000 (sekitar Rp1,3 miliar) menjadi US$200.000 (sekitar Rp2,6 miliar) setelah Trump terpilih menjadi presiden. Hal ini dituding ada konflik kepentingan bisnis dengan jabatan Trump sebagai presiden.
(rei)