DREAMERS.ID - Baru-baru ini, pemerintah mewajibkan wisatawan yang melakukan perjalanan ke Bali untuk melakukan rapid test antigen pada H-2 atau 2x24 jam sebelum keberangkatan. Peraturan ini berlaku mulai tanggal 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.
Keputusan ini sudah disahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali secara virtual.
Sejalan dengan keputusan tersebut, Dokter Spesialis Paru Universitas Indonesia Erlina Burhan mengatakan rapid test antigen atau swab test jauh lebih akurat dibandingkan rapid test antibodi untuk mendeteksi Covid-19.
"Swab antigen atau rapid tes antigen ini diproyeksikan untuk gantikan rapid tes antibodi karena antigen ini memiliki akurasi lebih baik dibandingkan rapid tes antibodi. rapid antigen ini sama cepatnya dengan sudah ada hasil," kata Erlina dikutip dari CNN Indonesia.
Baca juga: Perhitungan Biaya Tambahan saat Liburan Karena Rapid Test Antigen
Namun Erlina sendiri menjelaskan bahwa penelitian di Belgia menunjukan hasil dari Rapid Antigen 105 kali lebih kurang sensitive disbanding dengan PCR. Namun perlu diingat bahwa pemeirksaan Rapid membutuhkan waktu 30 menit sedangkan PCR membutuhkan waktu beberapa hari.Rapid antigen ini diklaim dapat mendeteksi infeksi yang ada di dalam tubuh seseorang. "Yang diambil adalah swab hidung atau tenggorokan dan ini dimasukkan ke dalam alat dan melihat reaksi antigen Covid-19. Jadi virusnya yang dideteksi adalah bagian luar virus," lanjut Erlina.
Hal yang sama diungkapkan oleh Eijkman Amin Soebandrio selaku Kepala Lembaga Biologi Molekule. Ia mengatakan bahwa tes swab PCR memang memiliki akurasi tinggi, meskipun dibutuhkan beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.
Setelah mendapatkan sampel dari hidung dan tenggorkan, kemudian dilakukan tes diagnostik menggunakan sampel atau swab untuk dianalisa di laboratorium memakai polymerase chain reaction (PCR) dengan tingkat akurasi tinggi.
(rnd)