DREAMERS.ID - Selama beberapa minggu terakhir, pandemi corona telah membuat industri K-Pop lumpuh. Sebagian besar konser dan acara lainnya, baik di dalam maupun luar negeri, telah dibatalkan atau ditunda, sementara acara TV mingguan diadakan tanpa penonton.
Krisis COVID-19 yang berkepanjangan mungkin memakan banyak korban di seluruh industri K-Pop, tetapi label musik kecil dan menengah secara khusus merasakan kesulitan, karena model bisnis mereka sangat bergantung pada tiket, album fisik dan pendanaan asing.
“Semuanya berhenti. Perusahaan kecil berurusan dengan pendapatan hampir nol, dan yang bisa mereka lakukan adalah mengurangi biaya sebanyak yang mereka bisa,” kata Kim Gyo Sik, perwakilan agensi HNSHQ, melansir laman Korea Herald.
“Jika pandemi berlangsung untuk jangka panjang, banyak dari mereka akan bangkrut seperti kartu domino. Ini masalah waktu. Bahkan label yang lebih besar tidak akan dapat dipulihkan," tambahnya.
Baca juga: Deretan Idol K-Pop yang Punya Agensi Sendiri
Pada tahap awal, sangat penting bagi mereka untuk membangun fanbase yang stabil melalui berbagai acara offline yang memungkinkan interaksi yang erat dengan penggemar. Banyak grup rookie juga menjadi global segera setelah debut mereka sehingga mereka dapat langsung membangun fanbase secara internasional.Namun, karena wabah koronavirus saat ini, karier mereka yang baru mulai hampir tertunda. Salah satunya boy group DKB naungan Brave Entertainment yang debut pada Februari 2020, harus membatalkan promosiny di Jepang, pasar K-Pop terbesar di luar Korea, pada awal April.
Hwang Jeong Gi, perwakilan agensi JG Star Eentertainment mengatakan bahwa beberapa agensi sedang mempertimbangkan memungut biaya untuk acara online seperti fan meeting, dan semakin banyak operator platform yang telah menjangkau kolaborasi potensial.
"Ini adalah waktu yang sulit bagi kita semua, dan usaha kecil harus bergabung agar menghasilkan rencana yang lebih praktis dan saling menguntungkan untuk bertahan hidup," tambahnya.
(mth)